Jumat, 16 Januari 2015

Pengendalian Sifat Mudah Tersinggung

Cara Sederhana Mengendalikan Sifat Mudah Tersinggung

Secara alami manusia disebut sebagai makhluk yang sempurna dari lainnya, namun sebenarnya masih ada beberapa sifat yang identik dengan binatang. Salah satu contoh yang paling nyata adalah sifat mudah tersinggung. Sifat seperti ini bisa dikatakan identik dengan sifat binatang karena pada dasarnya saat tertekan maka binatang akan sibuk membela dirinya. Nah, saat seseorang tersinggung maka mereka akan langsung melakukan pembelaan terhadap dirinya sama seperti binatang.

Namun, terlepas dari sifat yang identik dengan sifat binatang, sifat yang mudah tersinggung merupakan perilaku yang cukup negatif. Pasalnya, sifat seperti ini bisa membuat Anda membangun perilaku buruk yang justru bisa menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan Anda. Bagaimana cara mengendalikannya? Berikut beberapa cara yang bisa membantu Anda.

Nilai Diri Anda Sendiri

Banyak orang yang justru sibuk menilai orang lain ketimbang diri mereka sendiri. Hal tersebut tentu menjadi sifat yang sangat buruk, bahkan hal tersebut pula yang menjadi penyebab Anda sangat mudah tersinggung. Faktanya setiap hal yang Anda lakukan itu terjadi atas kesadaran Anda sendiri. Tentu disini sangat mengherankan jika Anda justru tidak bisa mengenali diri Anda sendiri. Untuk mengendalikan sifat buruk mudah tersinggung maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menilai diri Anda sendiri. Pahami seperti apa karakter Anda dan berusalah untuk belajar meningkatkannya.

Pahami Situasi

Kadang ada kalanya Anda dan rekan melakukan candaan yang berlebihan, termasuk mungkin yang sangat menyinggung perasaan Anda. Saat seperti ini kebanyakan orang mulai terbakar dengan emosi yang membuat hubungan mereka merenggang. Nah, saat ini terjadi sebaiknya Anda berpikir lebih dulu sebelum bereaksi. Pahami situasi Anda, apakah ini memang serius atau hanya sekedar candaan. Selama itu tidak merugikan Anda tentu Anda tidak harus memberi reaksi berlebihan.
Bahkan Allah SWT, melarang kita untuk bercanda dengan memanggil nama celaan, walaupun mungkin tujuan anda bercanda. Dalam Al-Quran, Allah mengatakan:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." Surah Al-Hujuraat(49):11.
Tapi bagaimana jika orang lain atau teman yang mulai duluan? Setelah mengetahui larangan Allah ini, apakah anda tetap akan membalasnya? tentulah orang yang sudah mengetahui akan memaklumi orang yang belum mengetahui.

Filosofi Skala Prioritas

Ibarat untung rugi mengendalikan sifat ini Anda juga bisa menerapkan filosifi skala prioritas. Jika Anda tersinggung maka pahami seperti apa kalimatnya, selama hal tersebut masih berada dalam konteks yang wajar. Jika hal tersebut hanya sekedar kritikan membangun, maka tidak ada salahnya Anda menerima itu selama Anda bisa mengubahnya menjadi tantangan. Bandingkan mana yang baik dan tidak karena Anda seharusnya sudah dapat membedakan yang perlu di tanggapi, dimaklumi atau diabaikan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar